Kasus-kasus Kekerasan terhadap Anak: Gejala Dari Sistem Perlindungan Anak yang Masih Semrawut
March 1, 2022Hakikat Pendidikan yang Hampir Terlupakan
March 28, 2022
OPINI
Apa itu Keadilan Multispesies atau ‘Multispecies Justice’?
oleh Olivia Putri
Selama hidup di bumi, manusia memiliki kebebasan untuk memilih, mengolah, dan menggunakan seluruh unsur alami yang terdapat di dalamnya. Tapi, kebebasan manusia ini dapat menjadi pedang bermata dua jika tidak dimanfaatkan dengan penuh tanggung jawab. Semakin bertambahnya usia bumi dan jumlah manusia di bumi, semakin banyak pula permasalahan lingkungan yang muncul akibat aktivitas manusia. Aktivitas manusia yang berdampak sangat buruk pada lingkungan terjadi melalui berbagai cara, seperti pencemaran udara yang berpotensi mengancam kesehatan manusia serta kehidupan tumbuhan dan hewan.
Polusi tidak hanya berdampak pada udara, tapi polusi yang dihasilkan bahan kimia industri, limbah aktivitas manusia, dan lainnya, juga dapat memengaruhi kualitas tanah dan saluran air. Selain itu, produksi dan konsumsi bahan bakar fosil, serta emisi CO2 yang dihasilkan, berkontribusi pada perusakan lapisan ozon bumi dan kenaikan suhu bumi, yang dapat menyebabkan perubahan iklim global. Tidak hanya itu, aktivitas-aktivitas manusia seringkali mengubah atau menghancurkan habitat yang dibutuhkan tumbuhan dan hewan untuk bertahan hidup, seperti kebakaran hutan, penebangan pohon yang tidak bertanggung jawab, dan masih banyak lagi. Karena populasi manusia bertambah begitu cepat, hewan dan tumbuhan menghilang 10,000 kali lebih cepat dibanding 65 juta tahun terakhir. Secara total, telah diperkirakan bahwa ada 900 spesies telah punah sejak tahun 1500. Tidak hanya itu, beberapa juta spesies lagi akan punah pada dekade pertama abad ke-21.
Lalu, apabila kondisi iklim memburuk dan kondisi bumi menjadi tidak layak untuk ditinggali lagi, apakah hanya manusia yang pantas untuk mendapat keadilan dalam bertahan hidup? Bagaimana dengan hewan, tumbuhan, dan seluruh makhluk lainnya?
(Sumber gambar: https://jeevoka.com/an-insight-on-animal-adaptations/s)
Konsep ‘Multispecies Justice’ atau Keadilan Multispesies
Memahami bahwa manusia, hewan lain, pohon, sungai, tanah, dan ekosistem lainnya saling bergantung dan berkaitan pada kesehatan sistem ekologi adalah inti dari pemahaman mengenai keadilan multispesies. Hal ini bertolak belakang dengan asumsi pemikiran Barat yang memandang bahwa kemakmuran manusia dapat dicapai dengan mengabaikan dan menyalahgunakan kepentingan, kebutuhan, dan kelangsungan hidup spesies lain. Tidak hanya itu, gagasan tentang individu liberal yang independen dan terisolasi juga merupakan dasar berpikir dari pemikiran Barat tersebut. Tapi, pada kenyataannya, manusia tinggal di dalam ekosistem, dan begitu juga sebaliknya, ekosistem juga tumbuh di dalam manusia, seperti mikrobiota usus. Mikrobiota ini berdampak pada kesehatan, aktivitas, perilaku, dan suasana hati manusia. Menurut penelitian, mikrobiota juga dapat berkomunikasi dengan otak manusia melalui saraf vagus dan mempengaruhi pilihan makanan manusia. Pemeliharaan tubuh sebagai lingkungan bakteri ini sangat penting, tidak hanya untuk keberadaan manusia, tapi juga untuk konsep kita tentang identitas ‘individu’ manusia sendiri.
Mengapa keadilan multispesies perlu ditekankan?
Tidak ada satu manusia pun yang dapat bertahan hidup tanpa interaksi sehari-hari dengan elemen alam dan spesies di bumi lainnya, seperti makanan, air, udara, binatang, tumbuhan, maupun mikroba yang tidak dapat terlihat dengan kasat mata. Manusia telah melabeli/menamai elemen-elemen alam tersebut sebagai ‘sumber daya’, tapi pada kenyataannya, mereka juga memiliki kedudukan yang sama seperti manusia–hanyalah komponen dari sistem yang lebih besar di mana seluruh manusia terikat.
Oleh karena itu, manusia bukanlah satu-satunya spesies yang dominan dan dapat menguasai seluruh sumber daya yang ada tanpa tanggung jawab. Jika manusia ingin bertahan hidup, maka konservasi keanekaragaman hayati harus selalu dipertahankan. Konservasi keanekaragaman hayati tidak hanya terbatas pada perlindungan kesejahteraan generasi manusia di masa depan, tapi juga dengan pemberian keadilan kepada seluruh makhluk hidup lainnya untuk bertahan hidup sebagaimana sepantasnya. Dengan kata lain, tujuan konservasi keanekaragaman hayati bukanlah sesuatu yang manusia harus lakukan demi kelangsungan hidup manusia lainnya, tapi sesuatu yang harus senantiasa manusia jalankan untuk kelangsungan seluruh makhluk selama masih berada dalam bumi yang sama.
Konservasi keanekaragaman hayati tidak hanya terbatas pada perlindungan kesejahteraan generasi manusia di masa depan, tapi juga dengan pemberian keadilan kepada seluruh makhluk hidup lainnya untuk bertahan hidup sebagaimana… Share on XTidak hanya itu, berbagai macam penyakit menular yang sedang melanda seluruh dunia juga dapat menjadi pelajaran penting bagi manusia untuk mulai menjalankan konservasi keanekaragaman hayati dengan lebih serius. Deforestasi, penggunaan plastik yang tidak terkendali, penggunaan minyak bumi dan energi yang tidak dapat diperbaharui, pembangunan infrastruktur, eksploitasi spesies liar, serta berbagai masalah lingkungan lainnya menjadi sarana penyebaran berbagai macam penyakit. Hal semacam ini umum terjadi di lokasi di mana masyarakat sangat rentan terhadap penyakit menular. Salah satu contohnya, yaitu perubahan seperti peningkatan curah hujan yang mempengaruhi lahan kering Afrika, sehingga meningkatkan beban penyakit yang ditularkan melalui vektor terkait air di daerah yang pada dasarnya sudah rentan terhadap kemiskinan. Oleh karena itu, jika manusia tidak menjaga keadilan bagi seluruh spesies yang ada di bumi, maka manusia sendiri yang akan mendapatkan konsekuensi buruk dari tindakan tersebut.
Olivia Putri
Olivia Putri adalah mahasiswa yang sangat peduli dengan keadaan lingkungan juga bumi. Pada saat ini, ia sedang menjadi penulis konten dari organisasi Green Welfare Indonesia.
Dapat dihubungi melalui akun sosial media Instagram: @olivia.putrii
Mau tulisanmu diterbitkan di blog Anotasi? Silahkan cek link ini