Rancangan Kolonial, Subsistensi, dan Tata Kota Indonesia Pascawabah
November 27, 2020Cari Suara dengan Agama: Apa, Kenapa, Harus Bagaimana
December 16, 2020RESENSI BUKU
Pengantar Filsafat Ilmu: Mengenal Filsafat
oleh Amidia Amanza
Filsafat merupakan salah satu ilmu pengetahuan yang oleh kebanyakan orang dianggap membosankan dan tidak menarik. Namun, tidak sedikit pula yang menggemari filsafat dan mempelajarinya.
Ada stigma di masyarakat kalau mempelajari filsafat akan mengakibatkan kesesatan berpikir dan dampak negatif yang tentu saja sangat jauh dari kenyataan. Sebaiknya jangan menilai sebelum terjun langsung mempelajari filsafat. Tak kenal maka tak sayang, seperti itulah pepatah sering diucapkan.
Banyak buku membahas tentang pengantar ilmu filsafat. Salah satunya adalah buku karya Drs. Purwo Husodo M. Hum ini. Penulis merupakan seorang dosen filsafat di Universitas Andalas dan Universitas Putra Indonesia “YPTK” Padang. Buku ini merupakan sebuah pedoman sebelum memasuki dan mempelajari ilmu filsafat, tidak jauh berbeda dengan buku lainnya yang membahas perkara sejenis. Dalam kata pengantar, penulis mengatakan bahwa buku ini merupakan kumpulan dari catatan-catatan semasa penulis menempuh perkuliahan.
Pada bab awal, buku ini membahas sejarah dan pengertian filsafat secara umum. Jika dilihat dari aspek historis, filsafat lahir di Yunani, tepatnya di kota Miletos pada abad ke 6 SM. Thales (624-547 SM) yang dikenal sebagai bapak filsafat juga berasal dari kota tersebut. Para filsuf generasi awal lebih terfokus terhadap alam semesta, sehingga mereka dijuluki sebagai filsuf alam. Bangsa Yunani yang dikenal dengan mitologi-mitologi juga memiliki peranan akan lahirnya filsuf. Kemudian kesusastraan Yunani juga mendapat tempat yang cukup istimewa di kalangan masyarakat pada saat itu sehingga menjadi salah satu faktor penyebab lahirnya filsafat. Yang terakhir, lahirnya filsafat juga didorong dengan adanya perkembangan ilmu pengetahuan, terutama dari peradaban Mesir dan Babilonia (hlm.2-8).
Filsafat terdiri dari dua kata yang dalam bahasa Yunani disebut dengan ‘Philein’ yang berarti mencintai dan kata ‘sophos’ yang berarti bijaksana. Dapat disimpulkan bahwa filsafat secara etimologis merupakan mencintai kebijaksanaan. Kemudian, muncul penamaan filsuf terhadap orang-orang yang mencintai kebijaksanaan ini. Pythagoras (572-497 SM) pertama kali mengenalkan kata ‘Philosophia’ terhadap orang yang mencintai kebijaksanaan termasuk kepada dirinya sendiri. Banyak sekali pengertian filsafat yang dikemukakan oleh para filsuf dan para ahli. Dari sekian banyak pengertian tersebut, berpikir secara mendalam merupakan pengertian filsafat secara sederhana dan mudah untuk dipahami.
Setiap ilmu pengetahuan pasti memiliki objek begitu juga dengan filsafat. Secara jelas, objek yang dimaksud adalah segala sesuatu yang ada dalam kenyataan, pikiran, kemungkinan, dan hal yang ghaib. Dengan kata lain, objek formal filsafat adalah melihat suatu hal secara mendalam, umum, kritis dan konseptual.
Penulis mengatakan bahwa berfilsafat adalah berpikir, namun tidak semua orang yang berpikir adalah berfilsafat. Berpikir filsafat harus secara radikal, maksudnya secara radikal adalah sampai kepada akar-akarnya. Lalu, disebutkan juga bahwa berpikir filsafat haruslah secara universal atau secara umum. Ilmu filsafat menyelidiki dan memikirkan seluruh alam semesta atau kenyataan. Hal ini sangat berbeda dengan keilmuan lain yang membatasi objek kajiannya dan mengarahkan pada satu tujuan tertentu (hlm.10).
Berpikir filsafat harus secara radikal, maksudnya secara radikal adalah sampai kepada akar-akarnya. ~ Amidia Amanza Share on XCiri berfilsafat selanjutnya adalah berpikir secara koheren dan konsisten. Jika berpikir filsafat harus secara sistematis dan bebas, perlu digarisbawahi kalau kebebasan di sini bukan bebas sesuai kemauan dan kehendak hati. Namun, harus menaati kaidah-kaidah berpikir. Dengan begitu, seorang yang berpikir filsafat harus memiliki tanggung jawab mengenai pemikirannya.
Tidak semua persoalan dapat dijadikan persoalan yang harus dikaji oleh filsafat sebagai ilmu. Maka dari itu, harus diketahui mana yang dapat dijadikan sebagai persoalan filsafat dan mana yang tidak. Di dalam buku Pengantar Filsafat Ilmu ini juga dirangkum ciri-ciri persoalan filsafat menurut para ahli filsafat. Sebagai salah satu bidang keilmuan, filsafat juga memiliki metode. Dalam ilmu filsafat terdapat metode filsafat umum dan metode filsafat khusus yang buku ini jelaskan secara rinci dan menggunakan bahasa yang mudah dimengerti baik oleh kalangan umum dan akademisi (hlm.15).
Dari awal lahirnya filsafat hingga saat ini, filsafat memiliki perkembangan yang sangat menarik untuk diketahui. Sejarah filsafat dapat dibedakan menjadi tiga yaitu sejarah filsafat India, sejarah filsafat Cina, dan sejarah filsafat Barat. Pembahasan mengenai sejarah filsafat dijelaskan secara detail dengan pembagian filsafat yang berkembang baik di India, Cina dan Eropa (hlm.47-61).
Buku pengantar filsafat ini diharapkan dapat memberikan pemahaman dan pedoman bagi siapa saja yang berminat dan tertarik untuk mengenal dunia filsafat. Filsafat yang merupakan induk segala ilmu harus dipahami dengan baik dan benar sehingga tidak ada lagi ungkapan negatif mengenai filsafat. Di zaman yang serba modern ini, filsafat sangat dibutuhkan sebagai acuan berpikir. Filsafat yang menuntut berpikir kritis dan mendalam dapat menghindarkan kita dari pengaruh-pengaruh dan pengetahuan yang bersifat palsu. Mempelajari filsafat memberikan banyak sekali manfaat bagi kehidupan sosial di masyarakat. Hal tersebut tergantung dan dikembalikan kepada masing-masing individu dalam memandang filsafat sebagai ilmu. Dampak negatif atau positif dari sebuah ilmu tergantung bagi siapa pun yang mempelajari dan menerapkannya.
Amidia Amanza adalah mahasiswa aktif Ilmu Sejarah Universitas Andalas. Memiliki hobi membaca dan baru aktif di organisasi UKM PHP (Pengenalan Hukum dan Politik) Universitas Andalas. Ia bisa dihubungi melalui Instagram: @amanzaamidia
Mau tulisanmu diterbitkan di blog Anotasi? Silahkan cek link ini