Pembajakan Buku: Upaya Pembebasan Ilmu Pengetahuan atau Tindak Kriminal Etika Moral?
October 24, 2021Bagaimana Tragedi 1965 Mengubah Kondisi Ketenagakerjaan di Indonesia?
November 18, 2021INFOGRAFIS
Jangan Pukul Rata Kaum Muda
Artikel Infografis ini merupakan hasil kolaborasi antara PUSKAPA x Anotasi
Kaum muda boleh jadi memiliki rentang umur yang sama. Namun, mereka memiliki situasi dan tantangan struktural yang berbeda-beda.
Ketika mendengar kata “pemuda,” mungkin kita membayangkan mengenai “Gen Z,” “Woke,” “Digital Savvy,” “Ngopi 50ribuan,” “Berpendidikan tinggi,” dan “Millenials. Kaum muda mungkin punya rentang umur yang sama. Namun, apa semuanya memiliki kondisi hidup dan situasi yang sama?
Kaum muda boleh jadi memiliki rentang umur yang sama. Namun, mereka memiliki situasi dan tantangan struktural yang berbeda-beda. Share on XKenyataannya, masih banyak kaum muda yang kesulitan untuk mendapatkan akses pendidikan dasar, menengah, dan tinggi. Kaum muda di Indonesia rata-rata hanya menempuh 10 tahun masa sekolah (Statistik Pemuda Indonesia 2020, BPS). Menurut Sensus 2020, hanya 8% dari seluruh penduduk Indonesia yang mampu menyelesaikan pendidikan tinggi. (BPS, 2021). Dari seluruh siswa yang lulus SMA, hanya sepertiganya saja yang melanjutkan ke perguruan tinggi (Kemendikbud, 2020). Hanya 4 dari 100 anak dari keluarga berpenghasilan rendah yang berhasil menempuh perguruan tinggi (Statistik Pemuda BPS, 2020).
Kaum muda di Indonesia datang dari beragam jenjang ekonomi. Sebagian besar kaum muda di Indonesia bekerja di sektor informal (Wittgenstein Centre for Demography and Global Human Capital). Akses terhadap hunian yang layak merupakan salah satu masalah kaum muda. Banyak pemuda kesulitan untuk mendapatkan akses hunian layak (BPS, 2020).
Kaum muda dengan disabilitas masih sulit mengakses informasi dan teknologi. Banyak kaum mudah yang telah memiliki akses terhadap telepon genggam. Namun, hanya setengah dari para pemuda dengan disabilitas yang memiliki akses terhadap ponsel pintar (BPS, 2020).
Kebebasan berekspresi bagi kaum muda masih dibatasi. Kita melihat berbagai kasus kaum muda yang bersuara namun berujung dijerat pasal UU ITE atau ditahan di penjara. Untuk menjamin kaum muda menjadi penggerak, kita perlu menghadirkan ruang aman untuk berpendapat.
Kasus-kasus di atas menunjukkan bahwa tidak semua kaum muda hidup nyaman dan tentram. Di kota pun, masih banyak tantangan struktural yang dialami kaum muda. Pada hari Sumpah Pemuda ini, mari terus pelihara keyakinan bahwa kaum muda dapat membawa perubahan.
Namun, perubahan tidak bisa hanya datang dari kaum muda. Kita perlu terus mendorong berbagai pihak seperti pemerintah, atasan kantor, rekan kerja, tenaga pendidik, dan orang dewasa lainnya untuk memastikan adanya lingkungan dan ruang yang aman bagi kaum muda, terutama mereka yang rentan.
Selamat hari Sumpah Pemuda. Memahami keberagaman pemuda adalah awal dari menciptakan lingkungan yang mendukung pemuda untuk berkembang optimal.
Pusat Kajian dan Advokasi Perlindungan dan Kualitas Hidup Anak (PUSKAPA) Universitas Indonesia adalah tim interdisipliner yang terdiri atas peneliti, ahli kebijakan, dan pelaksana program.
Mau tulisanmu diterbitkan di blog Anotasi? Silahkan cek link ini