Rima Febriani
May 6, 2019Melawan Rasisme Lewat Puisi
May 10, 2019Kontributor
Naomi Jayalaksana
Menulis menjadi cara Naomi Jayalaksana untuk membangun budaya berpikir dari sudut pandang berbeda dan menginspirasi pembacanya untuk mengambil sikap dan membuat perubahan. Mengawali karier jurnalistik bersama The Jakarta Post pada 2003, dalam 12 tahun terakhir ia menulis untuk majalah perempuan Femina. Memfokuskan tulisannya pada isu besar sustainable development, karya-karyanya banyak berbicara tentang gender, pemberdayaan perempuan, pendidikan, lingkungan, budaya, hingga kesehatan. Beberapa karyanya telah mendapat apresiasi, di antaranya Penghargaan Jurnalistik (2013) dari Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) untuk tulisannya “Kesehatan Reproduksi – Sampai Mana Hak Wanita” dan Penghargaan Jurnalistik Nasional (2013) dari Aqua Danone untuk artikelnya yang berjudul “Indonesia Kaya Air Bersih, Kok”. Di luar aktivitasnya sebagai tenaga profesional, ia menyempatkan diri untuk mengembangkan kecintaannya di dunia seni tari dengan bergabung dalam kelompok Wayang Orang Jurnalis di bawah asuhan Wayang Orang Bharata dan Galeri Indonesia Kaya. Selain menyediakan diri untuk berbagi ilmu dan inspirasi atau menjadi relawan pengajar bagi anak-anak jalanan, ia sendiri terus mencari peluang mempertajam ilmu. Di tahun 2014 ia menjadi salah satu dari delapan jurnalis dari Indonesia penerima Australia Award Fellowship untuk fokus penulisan Sustainable Economic Development di Asia Pacific Journalism Centre, Melbourne. Belum lama ini, ia merampungkan kelas jurnalistik untuk penguasaan isu kesetaraan gender di dunia kerja melalui program Beasiswa Jurnalistik dari Aliansi Jurnalis Independen & Indonesia Business Coalition for Women Empowerment (IBCWE).
Cek juga https://naomijayalaksana.journoportfolio.com/
Artikel by Naomi Jayalaksana
“XX” & “XY” dan Segala Sesuatu yang Mengikutinya
Di artikel ini, Naomi menekankan pentingnya mempertanyakan kembali gagasan-gagasan mengenai gender dan seksualitas yang sering dianggap sudah berterima dan wajar-wajar saja di keseharian kita.