Naomi Jayalaksana
May 6, 2019Heru Joni Putra
May 17, 2019RESENSI BUKU
Melawan Rasisme Lewat Puisi
oleh Marissa Saraswati
Rasisme yang didasari perbedaan warna kulit masih seringkali terjadi di belahan dunia manapun, termasuk di Amerika Serikat. Tapi, sulit sekali membuat rasisme menjadi nyata atau relevan bagi orang-orang yang tak terkena dampaknya langsung. Claudia Rankine, seorang penulis puisi dan akademisi kelahiran Jamaika, berusaha memperlihatkan hal ini dengan menuliskannya dalam bentuk puisi yang membuat si pembacanya bertanya kembali: apakah saya rasis?
Dalam tujuh bagian, Rankine membagikan banyak hal, mulai dari pengalaman pribadinya mengalami casual racism atau rasisme sehari-hari yang terkadang sulit dideteksi sampai kasus-kasus besar yang menjadi tajuk utama media, seperti penembakan seorang remaja keturunan Afrika-Amerika Serikat bernama Trayvon Martin pada tahun 2012. Tak hanya itu, Rankine juga membahas beberapa kasus lainnya seperti yang terjadi pada atlit Serena Williams dan Zinedine Zidane.
Karena pentingnya isu yang ditawarkannya, tak heran kalau buku ini mendapatkan penghargaan National Book Circle Critics Award 2014. Bagi saya, buku ini membantu saya melalui hari-hari ketika saya tidak tahu harus bereaksi apa ketika candaan kecil dilontarkan tentang ras, etnis, atau pun gender saya. Tak jarang pula saya kembali mengunjungi halaman-halaman buku ini sebagai pengingat bahwa masih banyaknya ketidakadilan di dunia ini dan mungkin saja saya ikut andil dalam menjaga keberadaannya hanya karena saya tidak berani bersuara atau menyatakan keberatan saya.
Salah satu kutipan favorit saya dari buku ini adalah ketika Rankine menulis:
“Kamu selalu menelan hal-hal yang tidak kamu inginkan. Saat kamu mendengar atau melihat momen yang seakan-akan biasa saja, begitu kamu dapat benar-benar memahaminya, semua sasaran yang ditujukannya, semua arti di balik setiap detik yang berlalu semua menjadi jelas. Tunggu sebentar. Kamu mendengar apa? Kamu mengatakan apa? Kamu melihat apa? Kamu melakukan apa? Lalu, ada suara di kepala yang diam-diam menyuruhmu untuk berhenti menahan diri dan mulai bicara. Keramahan tidak seharusnya menjadi sebuah ambisi.”
Claudia Rankine
Marissa Saraswati adalah salah satu editor Anotasi. Marissa baru saja menyelesaikan studi magister di bidang Women and Gender Studies di San Francisco State University. Dia menemukan minatnya setelah bergelut di dunia media selama 8 tahun dan sempat menjabat sebagai Managing Editor di majalah GADIS. Fokus penelitiannya adalah remaja putri Indonesia, politik pengetahuan dan new media.