Sejarah, Politik, Masa Lalu, dan Kini
September 27, 2021Bondan Kanumoyoso
September 27, 2021Makna
Sentimen dalam Konsep Budaya Barat dan Timur
oleh Noor Fatia Lastika Sari
Manusia memiliki kecenderungan untuk ingin mendefinisikan identitasnya. Biasanya, hal ini dilakukan dengan menciptakan atau menampilkan ciri pengenal sebagai pembeda dengan manusia di sekitarnya. Meskipun begitu, tetap akan ada sekelompok manusia memiliki identitas, ciri, pemikiran, atau preferensi yang identik atau mirip. Karena kesamaan itulah, mereka dapat dipahami sebagai kesatuan yang saling mengikat.
Kecenderungan ini berkaitan dengan konsep otherness (yang berbeda/liyan). The other sendiri adalah kelompok yang dianggap berbeda oleh sebuah kelompok dominan. Dari perspektif kelompok yang dianggap berbeda, otherness menjelaskan rasa ketidaksesuaian, ketidakpatuhan, dan ketidakterkaitan seseorang terhadap lingkungannya.
George Herbert Mead berargumen bahwa manusia membangun identitas, konsep, dan preferensi diri berdasarkan interaksi yang ia lakukan dengan manusia lainnya. Maka sama seperti identitas, konsep otherness ini juga lahir dari proses persetujuan, ketidaksetujuan, atau negosiasi yang terjadi di antara manusia.
Dari negosiasi atas identitas, konsep, dan preferensi tersebut, muncullah variasi di dalam masyarakat. Dalam kasus timur dan barat khususnya, terbentuklah sebuah struktur dikotomis (yang terbagi dua).
Salah satu pemahaman tentang dunia barat dan timur pertama muncul setelah perjalanan Christopher Columbus pada tahun 1492 menuju timur jauh. Di perjalanan tersebut, ia menemukan kawasan yang ia sebut sebagai dunia baru.
Kawasan tersebut dinamakan the New World atau dunia baru untuk membedakannya dengan kawasan asal Columbus yang dianggap lebih tua dan lebih dulu berkembang, dikenal sebagai the Old World (dunia lama).
Perjalanan dan identifikasi yang dilakukan oleh Columbus tersebut lalu dikenal dengan sebutan the Columbian Exchange (Pertukaran Columbus). Perjalanan ini disebut the Columbian Exchange karena terjadinya pertukaran komponen-komponen kehidupan antara dunia lama (negara-negara barat) dan dunia baru (negara-negara timur). Beberapa hal yang dipertukarkan antara lain adalah gagasan dan pemikiran, produk-produk seperti makanan, keberagaman penduduk, dan penyakit.
Sebagai usaha membedakan kedua pihak yang menjalani pertukaran, kedua tempat itu kemudian membagi dunia menjadi dua belahan (hemisphere); western hemisphere (belahan barat) dan eastern hemisphere (belahan timur). Belahan barat terdiri dari benua Amerika dan Eropa, sementara belahan timur terdiri dari benua Afrika, Australia, dan Asia.
Terbentuknya kedua belahan dunia yang dianggap saling bertolak belakang ini didorong oleh hasrat primordial (untuk berkelompok dengan yang sejenis) dan esensial (tidak terhindarkan). ~ Noor Fatia Lastika Sari Share on XMengapa bisa ada sentimen khusus dalam konsep barat dan timur?
Sesungguhnya, pembagian tersebut dimaksudkan agar kita dapat mengenal atau membedakan satu hal dengan yang lainnya dengan lebih mudah. Akan tetapi, proses identifikasi ini kemudian memengaruhi terbentuknya persepsi-persepsi tertentu. Persepsi ini lah yang kemudian menciptakan rasa, keterikatan, dan ketertarikan emosional. Perasaan-perasaan inilah yang lantas dikenal sebagai sentimen.
Sentimen ini sendiri dapat berbentuk positif, negatif, atau netral. Sifat suatu sentimen bergantung pada apa yang membentuk dan memengaruhi persepsi pemilik sentimen. Dalam konteks ini, sentimen yang muncul pada konsep barat dan timur berkembang dari percampuran antara kepercayaan dan perasaan yang kemudian diwujudkan dalam tindakan.
Berkaitan dengan the Columbian Exchange, jika dilihat dari sisi ekonomi, sentimen terhadap belahan dunia barat tampak relatif positif. Hal ini karena pertukaran antara timur dan barat memungkinkan datangnya keuntungan bagi kedua belahan dunia.
Contohnya, belahan dunia barat memperkenalkan sejumlah bibit tanaman yang tidak ditemukan di dunia baru, seperti kentang, ubi, jagung, singkong. Selain itu, ada pula tanaman lainnya seperti gula, kopi, tomat, cabai, coklat, kacang, dan nanas. Tanaman-tanaman ini pun memperkaya cita rasa masyarakat di dunia timur. Bahkan, beberapa di antaranya kini jadi bahan utama makanan khas negaranya.
Di sisi lain, dunia timur memperkenalkan tembakau dan rempah-rempah. Bahkan, tembakau dan rempah-rempah sempat menguasai perdagangan dunia dan menjadi komoditas berharga, bersama dengan komoditas unik dan eksotis lain yang berasal dari belahan timur.
Namun, jika melihat dari sisi kebertahanan hidup manusia, pertukaran ini ternyata sangat berisiko. Pendatang dari dunia lama membawa sejumlah penyakit yang sebelumnya tidak dikenali dan tidak dapat diobati oleh masyarakat dari timur.
Karena pertukaran ini, wabah penyakit seperti cacar, demam tifoid, kolera, dan pes pun sempat menyerang dunia baru. Mereka yang kembali ke negara-negara dunia lama juga tak jarang pulang dengan membawa penyakit malaria dan sifilis.
Dua contoh tersebut menunjukkan bahwa satu peristiwa dapat menimbulkan konsekuensi dan aksi yang berbeda-beda. Dari konsekuensi ini lah lahir sentimen-sentimen barat dan timur yang kita kenal sekarang.
Satu peristiwa dapat menimbulkan konsekuensi dan aksi yang berbeda-beda. Dari konsekuensi ini lah lahir sentimen-sentimen barat dan timur yang kita kenal sekarang. ~ Noor Fatia Lastika Sari Share on XApa pengaruh konsep barat dan timur terhadap kehidupan masyarakat masa kini?
Jika kita memahami konsep barat dan timur secara positif, maka dapat dikatakan bahwa masyarakat dunia telah saling mengenal dan mampu beradaptasi dengan baik. Kemampuan ini tentu sangat berguna dalam proses globalisasi.
Globalisasi sendiri sering dianggap sebagai proses penyeragaman selera, rasa, preferensi, hingga identitas. Padahal, globalisasi justru memberikan ruang untuk manusia agar bisa mengidentifikasi dan memahami dunia yang tadinya hanya dipahami lewat dikotomi barat dan timur.
Konsep ini tidak hanya membantu kita untuk menempatkan diri dengan lebih baik, tetapi juga untuk menemukan keunikan dalam diri kita yang tidak bisa disamakan dengan orang lain (self-othering others atau membedakan diri dengan yang lain).
Dengan demikian, konsep ini secara tidak langsung memengaruhi cara kita menuliskan sejarah, menetapkan batas-batas geografis, membingkai budaya, serta membentuk persepsi individual maupun kesadaran kolektif kita.
Salah satu contoh perspektif yang terbentuk adalah dalam gaya berpakaian. Ketika melihat seseorang berpakaian terbuka, kita sering kali menganggapnya berperilaku kebarat-baratan dan melanggar budaya ketimuran yang berlaku di Indonesia.
Padahal, persepsi tersebut merupakan hasil dari asumsi kolektif yang telah secara sengaja dibenturkan. Sementara, gaya berpakaian sendiri adalah suatu bentuk ekspresi yang terus berevolusi sesuai dengan perkembangan kondisi sosial, ekonomi, dan budaya. Pakaian sehari-hari masyarakat Indonesia sebelum bertemu pengaruh asing pun mungkin bisa dibilang lebih terbuka dari pakaian sehari-hari zaman sekarang.
Contoh lainnya adalah penolakan terhadap pengakuan gender di luar perempuan dan laki-laki. Penolakan ini terjadi karena banyak orang menganggap gagasan tersebut sebagai sesuatu yang dipopulerkan oleh dunia barat. Padahal, masyarakat Indonesia sendiri sudah mengenal konsep yang sama dari dahulu kala.
Masyarakat Bugis, misalnya, diketahui mengakui adanya lima gender; orowane (laki-laki), makkunrai (perempuan), calabai (berjenis kelamin laki-laki, berpenampilan perempuan), calalai (berjenis kelamin perempuan, berpenampilan laki-laki), dan bissu (interseksual).
Ketika kita gagal atau menolak untuk memahami kedua konsep ini dengan baik, kita bisa terperangkap dalam stereotip yang melekat pada barat dan timur itu sendiri. Konsep barat dan timur secara tidak sadar memang membentuk cara memahami manusia yang dikotomis dan hanya bisa melihat dua konsep yang berseberangan dari narasi yang dibentuk oleh pandangan mayoritas.
Meski begitu, pertukaran yang terjadi antara barat dan timur ini masih bisa kita pandang sebagai kesempatan untuk mengenal dan menyesuaikan diri dengan dunia di sekitar kita.
Ketidakpedulian terhadap konsep dan sentimen terbukti dapat memicu terjadinya cultural appropriation (apropriasi budaya) atau keacuhan terhadap sejarah, identitas dan nilai-nilai budaya, alih-alih memahami dan mengapresiasinya.
Contohnya, ketika ramai Agnes Monica dikritik karena menata rambutnya dengan model cornrow, atau ketika Nagita Slavina ditunjuk sebagai Duta PON XX Papua dan mengenakan busana adat Papua. Pelekatan simbol kebudayaan tersebut dilandasi oleh kebutuhan yang sifatnya lebih komersial daripada bentuk penghormatan.
Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa sentimen terhadap konsep budaya barat dan timur senantiasa dipengaruhi oleh berbagai faktor. Sentimen tersebut secara khusus dibentuk oleh persepsi seseorang mengenai kelompok tertentu, yang juga dipengaruhi oleh nilai-nilai, kepercayaan, dan tradisi yang melekat dan menjadi bagian diri mereka.
Bacaan Lebih Lanjut
Mead, G.H. (1934). Mind, Self, and Society: from the Standpoint of a Social Behaviorist. Chicago: University of Chicago. Nunn, N. & Qian, N. (2010). “The Columbian Exchange: A History of Disease, Food, and Ideas”, Journal of Economic Perspectives, Vol. 24 No. 2, hlm. 163-188. Stables, D. (2021). “Asia’s isle of five separate genders”, diakses dari https://www.bbc.co.uk/travel/article/20210411-asias-isle-of-five-separate-genders pada Rabu, 11 Agustus 2021 pukul 14:33 WIB. |
Noor Fatia Lastika Sari adalah staf pengajar di Program Studi Ilmu Sejarah, Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya, Universitas Indonesia. Fatia menyelesaikan studi terakhirnya di tingkat magister pada tahun 2018, dengan fokus penelitian pada sejarah pemerintahan dan politik luar negeri Australia dan Kawasan Pasifik. Beberapa riset yang telah dilakukan Fatia antara lain mengenai isu-isu perbatasan antara Indonesia dan Australia, serta kebijakan imigrasi dan kegiatan lintas batas di perbatasan laut tersebut, dalam kaitannya dengan perkembangan politik luar negeri antara kedua negara.
Artikel Terkait
Sentimen dalam Konsep Budaya Barat dan Timur
Kesan kalau kehidupan dunia barat dan timur jauh berbeda lahir dari sejarah panjang. Apa saja? Yuk, baca artikel ini.Sejarah, Politik, Masa Lalu, dan Kini
Sejarah kadang dipakai untuk melegitimasi kepentingan politik kelompok tertentu. Kenapa sejarah punya peran penting dalam politik?Pascakolonialisme Tanpa Tanda Hubung
Meskipun secara formal penjajahan sudah berakhir, warisan sistem kolonial masih bisa kita rasakan secara nyata dalam berbagai aspek kehidupan. Apa saja efek dari penjajahan di kehidupan kita sekarang?